Oleh: Arwin Musa, S.Pd., M.Si
Ruanda.my.id: Tujuan pendidikan adalah proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi dan kemampuan individu agar mereka menjadi individu yang lebih baik, aktif dan bertanggung jawab.
Pendidikan bukan hanya di dapat di bangku sekolah akan tetapi pendidikan juga dapat diperoleh melalui keterlibatan kita di lingkungan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan salah satu bentuk upaya kita dalam menanggulangi kebodohan dan kemiskinan di Negara kita Indonesia. Kita ketahui bahwa ketika seseorang duduk di bangku sekolah maka ia telah mengikuti pendidikan dengan baik.
Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan dan masa depan, tidak hanya diri sendiri akan tetapi berguna bagi kemajuan suatu bangsa.
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan merupakan salah satu usaha pokok untuk memberikan nilai-nilai kebatinan yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan kepada tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa “pemeliharaan” akan tetapi juga dengan maksud “memajukan” serta “memperkembangkan” kebudayaan, menuju kearah keseluruhan hidup manusia.
Tidak jarang kita sering mendengar bahwa kualiatas hidup seseorang dapat di ukur dari kualitas pendidikannya. Hal itu menunjukkan bahwa pendidikan sangatlah berdampak pada setiap individu seseorang, dalam hal ini penulis tidak membahas pengaruh pendidikan secara umum akan tetapi lebih spesifik membahas tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi siswa dan generasi muda.
Pendidikan juga sangat penting dalam pembentukan pribadi setiap individu yang utuh melalui pengembangan karakter, moral, etika, empati, disiplin dan tanggung jawab.
Menurut Ahmad D. Marimba, (2023) Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan oleh guru di sekolah formal maupun non formal, seperti SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi.
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warga negara yang berkarakter, kritis, cerdas dan terampil, PKn juga mengajarkan tentang pentingnya penerapan nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, HAM dan konstitusi.
Menurut Muhammad dkk (2021) Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pilar pembentukan karakter dan jati diri bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya merupakan mata pelajaran yang wajib di sekolah akan tetapi PKn mengajarkan tentang penerapan nilai-nilai di dalam masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti hak dan kewajiban yang harus di mengerti dan dipahami dalam kehidupan berkewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan tentang cinta tanah air, jiwa patriotisme yang tulus, tanggung jawab, disiplin, juga tentang apa itu negara, pemerintah, dan bagaimana menjadi warga yang baik.
Siswa maupun Generasi muda sekarang menganggap bahwa mata pelajaran kewarganegaraan hanyalah mata pelajaran yang sekedar di pelajari di sekolah akan tetapi sangat memandang sebelah mata manfaat dari mata pelajaran kewarganegaraan.
Hal ini berdampak pada menurunnya kecintaan dan minat siswa dan genarasi muda terhadap mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, selain itu banyak siswa melakukan tindakan yang melanggar aturan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, bahkan di lingkungan keluarga sekalipun.
Generasi sekarang di kenal dengan generasi Z atau gen Z, generasi Z ini di kenal sebagai generasi yang bergantung pada teknologi khususnya internet dan media sosial.
Generasi Z ini setiap harinya di suguhkan oleh barbagai macam perkembangan informasi, mereka takut di bilang kuper (kurang pergaulan) atau cemas apabila tidak mengikuti atau belum mencoba sesuatu yang trend yang ada di internet.
Hasil surevey yang di lakukan oleh American Psychological Association pada tahun 2020, stress yang di alami oleh Gen Z adalah karena akibat pandemic, ketidakpastian terhadap masa depan, informasi buruk di internet, dan media sosial.
Gen Z memiliki ekpektasi yang cukup tinggi terhadap kehidupan pribadi mereka, apabila sesuatu tidak sesuai dengan keinginan mereka maka akan menimbulkan terjadinya stress.
Walaupun genarasi Z ini di anggap memiliki kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai sumber, namun Gen Z ini terlalu cepat menyerap informasi dan mencocokan dengan sesuatu yang mereka rasakan, seperti melabeli diri mereka sebagai bibolar, introvert dan sebagainya.
Generasi Z menganggap hal ini sebagai sesuatu yang menghambat mereka dalam bergaul, Gen Z juga sering di sebut sebagai generasi strawberry karena terkesan manja dan sangat mudah tertekan.
Maka dari itu pendidikan kewarganegaraan sangatlah perlu di pelajari, dipahami dan ditanamkan pada jiwa siswa dan generasi muda agar mereka sadar dan paham bahwa di dalam diri mereka tersimpan potensi yang luar biasa.
Jika mereka mencoba untuk bangkit menjadi generasi yang kreatif, inofativ, serta memiliki jiwa yang sadar akan perkembangan sosial dan pengaruh lingkungannya, maka mereka akan menjadi pemimpin yang berkualitas di masa depan.
Siswa dan Generasi muda harus memiliki jiwa kepemimpinan. Melalui pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk menumbuhkan dan mempersiapkan pemimpin masa depan.
Dengan memahami proses dan prinsip pemerintahan serta cara kerja demokrasi, generasi muda dibekali dengan kemampuan dan pengetahuan yang baik untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya mata pelajaran yang diajarkan di bangku sekolah, bukan hanya sekedar pelajaran akdemik saja, akan tetapi pendidikan kewarganegaraan merupakan investasi masa depan bangsa.
Dengan mengetahui dan memahami tentang hak dan kewajiban, memiliki rasa cinta tanah air serta mendorong partrisipasi yang berkualitas.
Ayo untuk semua siswa dan generasi muda, maju untuk selalu belajar, mengetahui dan memahami segala ilmu pengetahuan. Setiap usaha belajar adalah investasi bagi masa depanmu.
Publish: @Admin

0 Komentar